Batuk dapat muncul akibat berbagai kondisi, mulai dari alergi sampai kondisi medis yang serius. Tiap penyebab batuk tersebut bisa menimbulkan gejala yang khas. Oleh karena itu, perlu dilakukan diagnosis untuk memastikannya.
Guna mendiagnosis kondisi yang menyebabkan batuk, dokter akan melakukan serangkaian pemeriksaan berikut:
Pemeriksaan riwayat kesehatan
Pertama-tama, dokter akan menanyakan keluhan batuk yang muncul serta riwayat kesehatan pasien secara menyeluruh. Beberapa hal yang akan ditanyakan dokter dalam pemeriksaan awal ini meliputi:
- Kapan batuk muncul
- Seberapa lama batuk berlangsung
- Keluhan yang menyertai batuk, misalnya terdapat dahak
- Penyakit yang pernah atau sedang diderita, termasuk alergi, GERD, penyakit jantung, atau masalah pernapasan
- Obat-obatan yang dikonsumsi, terutama ACE inhibitor atau ARB
- Kemungkinan terpapar polusi udara atau iritan lain sehari-hari
- Pernah bersentuhan atau berada di dekat penderita infeksi pernapasan sebelum batuk timbul
- Kebiasaan merokok
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik dimulai dengan mengukur tanda-tanda vital, meliputi detak jantung, frekuensi napas, tekanan darah, dan suhu tubuh pasien. Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan berikut:
- Mendengarkan suara napas pasien menggunakan stetoskop
- Memeriksa kondisi kulit
- Melakukan penekanan ringan untuk mendeteksi ada atau tidaknya pembesaran kelenjar getah bening (limfadenopati) di leher bagian depan
Pemeriksaan penunjang
Pada batuk yang berlangsung lama (kronis), dokter akan melakukan pemeriksaan lanjutan untuk memastikan penyebabnya. Pemeriksaan tersebut meliputi:
- Tes darah, untuk menghitung jumlah sel darah putih yang menjadi tanda adanya infeksi pemicu batuk
- Kultur dahak, untuk memeriksa keberadaan bakteri penyebab infeksi saluran pernapasan sampai menimbulkan batuk berdahak
- Tes usap (swab) hidung dan usap tenggorokan, untuk mendeteksi bakteri atau virus, termasuk virus COVID-19
- Bronkoskopi, untuk mendeteksi kemungkinan aspirasi, tumor, atau benda asing masuk ke dalam paru-paru atau saluran pernapasan pasien
- Rontgen dan CT scan dada, untuk melihat bagian dalam dada lebih detail
- Spirometri atau tes fungsi paru, untuk memeriksa pernapasan dan fungsi paru-paru
- Tes metakolin (methacholine test), yaitu tes pernapasan untuk mengamati respons paru, terutama pada penderita asma
- Pemeriksaan kadar pH kerongkongan atau endoskopi lambung, bila batuk diduga dipicu oleh GERD