Batuk umumnya dapat sembuh dengan sendirinya dalam waktu 2–3 minggu setelah gejala muncul. Namun, pada batuk yang berkepanjangan, penderita bisa mengalami keluhan berupa pusing, sakit kepala, sampai muntah-muntah. Selain itu, batuk yang sangat keras atau berlangsung lama dapat membuat tubuh kelelahan. 

Pada kasus yang parah, apalagi bila tidak diobati, batuk bisa menimbulkan komplikasi berupa:

Pingsan

Batuk kronis terkadang dapat memicu keluhan pingsan. Setiap kali batuk, bagian dalam dada mendapat tekanan berlebih sehingga memicu pembuluh darah melebar sampai tekanan darah menurun drastis. Akibatnya, penderita batuk bisa hilang kesadaran atau pingsan

Sakit perut 

Batuk yang sangat kuat dapat memberikan tekanan berlebih pada perut dan bisa sampai memicu robekan di jaringan otot perut. Hal inilah yang membuat batuk parah bisa menimbulkan sakit perut.

Nyeri hebat tiap kali batuk juga sering kali menjadi tanda adanya masalah serius di bagian perut atau saluran cerna, misalnya penyakit usus buntu atau hernia.

Sulit tidur 

Batuk yang disebabkan oleh asma bisa membuat pasien lebih sulit tidur. Refleks batuk dapat makin parah pada malam hari sampai mengganggu tidur. 

Sementara pada batuk akibat GERD, dapat muncul keluhan lain berupa nyeri ulu hati dan rasa tidak nyaman di perut. Akibatnya, penderita akan sulit tidur dengan nyenyak.

Inkontinensia urine 

Batuk yang sangat kuat atau kronis dapat menekan kandung kemih sehingga urine bisa keluar tanpa bisa ditahan. Kondisi ini disebut dengan inkontinensia urine, yaitu ketika seseorang tidak mampu menahan keinginan buang air kecil. Keluarnya urine yang tidak tertahankan juga bisa dipicu saat batuk disertai bersin-bersin.

Inkontinensia urine yang dipicu oleh batuk lebih sering dialami oleh orang yang memiliki kondisi lemah otot, seperti lansia, penderita berat badan berlebih, atau ibu yang baru melahirkan.

Patah tulang rusuk

Batuk parah dan sangat keras dapat memberikan tekanan berlebih pada otot dan tulang rusuk. Bila terjadi berulang-ulang, batuk yang sangat keras dapat menyebabkan cedera hingga tulang rusuk retak atau patah. 

Komplikasi ini lebih rentan terjadi pada batuk kronis yang disertai faktor risiko, seperti lanjut usia, osteoporosis, PPOK, atau asma.