Malabsorbsi atau sindrom malabsorbsi adalah kumpulan gejala yang disebabkan oleh gangguan penyerapan pada satu atau beberapa nutrisi di usus halus. Kondisi ini dapat disebabkan oleh beragam hal, salah satunya adalah peradangan pada usus.
Sindrom malabsorbsi bisa mengakibatkan seseorang mengalami kekurangan zat gizi atau malnutrisi. Pada anak-anak, kekurangan zat gizi yang disebabkan oleh sindrom malabsorbsi bisa memengaruhi tumbuh dan kembangnya.
Pada anak, sindrom malabsorbsi dapat menyebabkan stunting (tinggi badan anak lebih rendah dibanding anak seusianya) dan gizi buruk (berat badan anak sangat rendah).
Penyebab Malabsorbsi
Normalnya, proses pencernaan dan penyerapan makanan akan melalui tiga tahap, yaitu proses penampungan dan penghancuran makanan di lambung, penyerapan nutrisi oleh lapisan mukosa usus halus, dan pengaliran nutrisi tersebut ke seluruh tubuh melalui aliran darah.
Malabsorbsi bisa terjadi jika ada gangguan pada salah satu atau lebih dari tiga tahapan tersebut.
Beberapa penyakit dan kondisi yang bisa menyebabkan terjadinya malabsorbsi adalah:
- Cedera pada saluran pencernaan
- Penyakit pada pankreas, misalnya pankreatitis kronis
- Penyakit hati atau kantung empedu, misalnya peradangan pada hati atau atresia bilier (tidak terbentuknya saluran empedu)
- Penyakit usus, seperti penyakit celiac, sindrom usus pendek (short bowel syndrome), atau radang usus
- Penyakit infeksi, misalnya giardiasis, cryptosporidiosis, infeksi cacing, atau HIV/AIDS
- Penyakit atau kondisi medis, seperti cystic fibrosis, Crohn’s disease, SIBO, alergi protein susu sapi, intoleransi laktosa, atau congenital glucose-galactose malabsorption
- Riwayat operasi, seperti operasi bariatrik atau pengangkatan sebagian usus halus
- Penggunaan obat pencahar atau antibiotik dalam jangka panjang
Gejala Malabsorbsi
Malabsorbsi bisa meliputi gangguan penyerapan zat gizi makro (protein, lemak, dan karbohidrat), atau mikro (vitamin dan mineral). Gangguan penyerapan ini akan menimbulkan gejala yang beragam, mulai dari diare persisten hingga malnutrisi.
Gejala yang bisa muncul saat seseorang mengalami malabsorbsi antara lain:
- Kembung dan rasa tidak nyaman di perut
- Tinja yang berwarna terang, terlihat beminyak, berbau busuk, atau lengket
- Diare yang terus-menerus
- Lemah otot
- Berat badan menurun
- Kulit kering
- Tekanan darah rendah
- Anemia
- Rambut rontok
- Malnutrisi
- Edema (penumpukan cairan), yang bisa ditandai dengan pembengkakan tungkai
- Rabun senja
Penderita malabsorbsi sering kali merasa sudah mengonsumsi makanan bergizi seimbang tetapi tetap merasakan keluhan di atas. Pada wanita, malabsorbsi dapat menimbulkan gangguan pada siklus menstruasi, seperti amenorrhea, atau bahkan menyebabkan menstruasi terhenti.
Sedangkan malabsorbsi pada anak-anak bisa ditandai dengan gangguan proses tumbuh kembangnya. Gangguan pertumbuhan bisa ditandai dengan berat badan atau tinggi badan yang kurang dari normal.
Kapan harus ke dokter
Lakukan pemeriksaan ke dokter apabila Anda mengalami gejala malabsorbsi seperti yang disebutkan di atas. Bagi Anda yang memiliki kondisi atau penyakit yang bisa menyebabkan malabsorbsi, seperti penyakit celiac atau radang usus, lakukan kontrol rutin sesuai jadwal yang diberikan oleh dokter.
Segera ke dokter jika Anda atau anak Anda mengalami sakit perut yang parah atau diare yang terus-menerus. Anda juga perlu membawa anak ke dokter apabila ia mengalami gangguan pada tumbuh kembang.
Diagnosis Malabsorbsi
Malabsorbsi sering kali menimbulkan gejala yang mirip dengan penyakit lain. Untuk mendiagnosis malabsorbsi dan menentukan penyebabnya, dokter akan melakukan tanya jawab seputar gejala dan riwayat kesehatan, termasuk penyakit yang pernah diderita dan obat-obatan yang pernah dikonsumsi.
Dokter juga akan melakukan tanya jawab tentang riwayat asupan makanan sehari-hari pasien. Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik untuk mendeteksi gangguan penyerapan atau atau malabsorbsi zat gizi tertentu. Pemeriksaan yang dilakukan termasuk mengukur berat badan, mendeteksi edema, dan memeriksa kekuatan otot.
Setelah itu, untuk menentukan penyebab malabsorbsi, dokter akan melakukan pemeriksaan penunjang berikut ini:
- Tes darah lengkap, untuk mendeteksi tanda-tanda infeksi serta melihat kadar zat gizi mikro, contohnya vitamin D, kalsium, fosfor, zat besi, dan albumin
- Tes pernapasan, untuk memeriksa keberadaan gas hidrogen yang bisa menunjukkan tanda intoleransi laktosa
- Tes tinja, untuk mendeteksi lemak di dalam tinja yang bisa menandakan malabsorbsi lemak
- CT scan, untuk melihat kondisi organ yang berperan dalam sistem pencernaan, termasuk hati, pankreas, atau kantong empedu
- Biopsi, dengan mengambil dan memeriksa sampel jaringan usus halus, untuk melihat ada tidaknya jaringan atau sel-sel yang abnormal pada usus
- Endoskopi, untuk mendeteksi kelainan di saluran pencernaan
Pengobatan Malabsorbsi
Tujuan pengobatan malabsorbsi adalah untuk meredakan keluhan, mengatasi penyakit penyebabnya, dan mencegah komplikasi. Berikut ini adalah beberapa metode pengobatan yang dilakukan untuk menangani malabsorbsi:
Pemenuhan cairan tubuh
Penderita malabsorbsi sering mengalami diare kronis sehingga rentan terkena dehidrasi. Pemenuhan kebutuhan cairan bisa dilakukan dengan pemberian oralit jika pasien masih bisa minum. Bila tidak memungkinkan, kebutuhan cairan bisa dipenuhi melalui pemberian cairan infus.
Pengaturan nutrisi
Pengaturan diet dan pola makan bertujuan untuk mencegah komplikasi akibat malabsorbsi. Dokter akan melakukan pengaturan menu makanan yang sesuai dengan kondisi pasien.
Sebagai contoh, jika malabsorbsi disebabkan oleh penyakit celiac, pasien akan diminta untuk menghindari makanan yang mengandung gluten, seperti sereal atau gandum.
Demikian juga jika malabsorbsi disebabkan oleh intoleransi laktosa, pasien akan dianjurkan untuk menghindari jenis makanan yang mengandung laktosa, seperti susu dan produk olahannya.
Pengaturan pola makan akan membantu pasien memenuhi kebutuhan nutrisinya melalui jenis makanan yang lain.
Pemberian obat-obatan
Pemberian obat-obatan ditujukan untuk meredakan gejala yang dialami pasien dan mengatasi penyebab malabsorbsi makanan. Obat-obatan yang akan diberikan oleh dokter meliputi:
- Obat untuk menghentikan diare, seperti loperamide
- Obat antiradang atau inflamasi, seperti kortikosteroid, jika malabsorbsi disebabkan oleh kondisi yang menyebabkan peradangan usus
- Obat untuk mengatasi infeksi, seperti antibiotik, jika malabsorbsi disebabkan oleh infeksi bakteri, atau obat cacing jika disebabkan oleh infeksi cacing
- Suplemen vitamin dan mineral, untuk mengatasi kekurangan vitamin dan mineral yang disebabkan oleh malabsorbsi
- Suplemen protease atau lipase, untuk membantu pencernaan protein atau lemak jika malabsorbsi disebabkan oleh kurangnya enzim-enzim tersebut
Tindakan operasi juga bisa dilakukan jika malabsorbsi disebabkan oleh sumbatan pada empedu atau atresia bilier.
Komplikasi Malabsorbsi
Malabsorbsi yang tidak mendapatkan penanganan atau terlambat ditangani bisa meningkatkan risiko terjadinya gangguan kesehatan atau penyakit tertentu, seperti:
- Diare kronis
- Malnutrisi
- Berat badan menurun
- Pengeroposan tulang
- Batu empedu
- Batu ginjal
- Anemia
- Mandul
- Peningkatan risiko terkena infeksi
- Gangguan tumbuh kembang pada anak
Pencegahan Malabsorbsi
Pada beberapa kondisi, malabsorbsi akibat penyakit celiac, cystic fibrosis, atau intoleransi laktosa, tidak dapat dicegah. Namun, perburukan malabsorbsi akibat kondisi-kondisi tersebut bisa dilakukan dengan mengikuti anjuran dan pola makan yang disarankan oleh dokter.
Apabila malabsorbsi disebabkan oleh infeksi, maka cara pencegahan yang terbaik adalah dengan menghindari penyakit infeksi. Salah satunya adalah menjalani pola hidup yang bersih dan sehat (PHBS).
Hindari juga penggunaan obat pencahar atau antibiotik tanpa resep dokter. Jika Anda mengalami sembelit atau kesulitan buang air besar, konsultasikan dengan dokter sebelum menggunakan obat pencahar.
Jika Anda memiliki kondisi kesehatan yang harus menggunakan antibiotik dalam jangka panjang, lakukan kontrol rutin ke dokter agar kondisi Anda selalu terpantau.